Menggapai Keberdayaan dari Keterbatasan: Perjalanan Iput Bangkit Bersama DIVA UMKM

Menggapai Keberdayaan dari Keterbatasan: Perjalanan Iput Bangkit Bersama DIVA UMKM

Dari merasa ragu dengan kemampuannya sendiri, kini Bu Iput—perempuan difabel asal Karanganyar—menjalani hidup dengan percaya diri, berkat perjalanannya bersama program DIVA UMKM dari Jalatera. Sebagai seorang difabel, Bu Iput sebelumnya tidak pernah keluar rumah sendiri tanpa didampingi oleh orang tua. Namun, semenjak bergabung dengan DIVA UMKM, Bu Iput menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan berani. 

Bu Iput sudah mempunyai toko kelontong sejak sebelum pandemi, tepatnya sekitar tahun 2019. Ada cerita menarik di balik awal mula beliau membuka toko kelontong. Berawal dari beliau mendapatkan sebuah etalase dari program di desanya, beliau mengira etalase tersebut datang beserta isinya. Saat itu, beliau meminta etalase beserta isi untuk membuka usaha konter, tapi ternyata yang datang hanya etalase nya saja.

Kemudian, Bu Iput mencari jalan, dengan modal tabungan kecil yang berasal dari uang jajan yang biasa diberikan oleh bapaknya, Bu Iput akhirnya mulai berjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Awalnya, toko kelontong Bu Iput memang belum selengkap itu, hanya menjual beberapa barang kebutuhan dasar. Hasil dari penjualan tersebut kemudian digunakan kembali untuk melengkapi kebutuhan toko kelontongnya.

Usaha Bu Iput tidak hanya terbatas pada toko kelontong, tetapi juga berkembang ke bidang desain digital sejak bergabung dengan program DIVA UMKM pada tahun 2024. Berawal dari hobi menggambar sejak kecil, kini Bu Iput memiliki usaha sampingan yang menjual karya desain digital. 

Pertama kali mengikuti pelatihan DIVA UMKM, Bu Iput merasa minder dan ragu karena kondisinya berbeda dengan teman-teman lain yang bisa berjalan, sementara beliau memiliki keterbatasan fisik. Bahkan setelah pelatihan, beliau cerita ke ibunya tentang keraguannya. Namun, hatinya tergerak, “Mereka saja bisa, masa saya tidak bisa, walaupun saya memiliki kondisi yang berbeda saya ingin menunjukan juga bahwa meskipun mempunyai kekurangan, saya bisa mengimbangi mereka.” Dari situ, Bu Iput bersemangat dengan membuktikan bahwa difabel bukan menjadi suatu halangan untuk maju dan berkarya.

Bagi Bu Iput, DIVA UMKM lebih dari sekadar pelatihan. Dari situ, beliau bertemu teman-teman yang saling mendukung dan menghargai. Jalatera dan DIVA menjadi “rumah kedua” bagi Bu Iput, sebuah tempat di mana beliau merasa diterima dan mendapatkan perhatian yang selama ini belum pernah dirasakannya. 

Kini, Bu Iput semakin percaya diri dengan wawasan dan pengetahuannya bertambah luas. Beliau mempunyai harapan, apabila usahanya berjalan lancar, beliau ingin merekrut teman-teman difabel lainnya agar mereka juga mempunyai kesempatan untuk bekerja. Bu Iput ingin menunjukkan bahwa sebagai difabel bukan berarti tidak mampu, justru bisa bersinergi dan maju bersama.

Info :

Instangram @juwatikusuma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *