Bersama NGO Rangkul Perempuan Disabilitas dalam Meningkatkan Ekonomi Berbasis Teknologi Digital

Bersama NGO Rangkul Perempuan Disabilitas dalam Meningkatkan Ekonomi Berbasis Teknologi Digital

Karanganyar-Yayasan Relawan Disabilitas Karanganyar didukung pihak eksternal melakukan perjuangan peningkatan ekonomi disabilitas melalui teknologi digital

REDIFKRA (Relawan Disabilitas Karanganyar), organisasi non-profit yang pertama berdiri pada tahun 2017 di Karanganyar. Sesuai namanya, mulanya REDIFKRA hanya memfokuskan kegiatannya pada pendampingan disabilitas korban bencana. Namun seiring berjalannya waktu, REDIFKRA berkembang dan mulai memperluas kegiatannya pada berbagai bidang, terutama pada advokasi dan ekonomi. Tahun 2020 menjadi tahun penting bagi REDIFKRA, pasalnya lembaga ini secara resmi dinyatakan sebagai lembaga berbadan hukum, hal ini semakin memperkuat kiprahnya dalam masyarakat.

Pak Sartono, seorang penyandang disabilitas fisik yang mengalami layu kaki merupakan orang dibalik berdirinya Relawan Disabilitas Karanganyar (RADIFKRA). Kondisi disabilitas sebagai masyarakat rentan terutama pada isu-isu sosial menjadi salah satu alasan utama mengapa ia mendirikan lembaga ini, menurutnya masyarakat rentan sangat memerlukan komunitas dalam meningkatkan kapasitasnya. ”Dengan berkomunitas kami punya harapan dan keyakinan hal ini dapat menjadi jalan kami untuk berproses dimasyarakat secara penuh. Artinya partisipasi kami akan lebih maksimal” ujar Pak Sartono ketika diwawancarai pada Rabu (30/7/2025).

Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar mencatat total penyandang disabilitas pada tahun 2022 mencapai angka 2.517 jiwa dimana rata-rata dari mereka masih memerlukan bantuan dalam beraktivitas. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Pak Sartono “ada keraguan, jadi saya harus meyakinkan keluarga mereka karena disabilitas rata-rata belum mandiri jadi saya harus komunikasi dengan keluarga kalo ada kegiatan“ tambah Pak Sartono ketika diwawancarai pada Rabu (30/7/2025).

Namun, tantangan tersebut mampu ia hadapi dengan memperkuat komunikasi dengan keluarga penyandang disabilitas. Selain itu, ia juga memperkuat komunikasi dengan pemerintah setempat, hal tersebut membuahkan hasil dimana beberapa kegiatan RADIFKRA seperti pelatihan dibidang elektronika, peternakan dan menjait memperoleh dukungan dari pemerintah setempat.

Kemudian pada Agustus Tahun 2023, REDIFKRA mendapat ajakan untuk melakukan kegiatan bersama JalaLentera dan KotaKita dalam program DIVA UMKM (Dorongan Inklusi dan Visibilitas UMKM Perempuan), sebuah upaya pemberdayaan perempuan dan perempuan disabilitas berbasis digital. Pada awal program diserahkan sekitar 90 nama disabilitas perempuan yang kemudian dipersempit dengan melakukan seleksi menjadi 20 nama. Program ini mulai dijalankan pada tahun 2024 dan akan berakhir pada tahun 2025.

Dalam program DIVA UMKM, para DIVA (anggota) akan diberikan pelatihan berdasarkan 8 modul terkait dengan teknologi digital dan pemasaran online seperti penggunaan aplikasi canva untuk membuat logo, pemasaran melalui media sosial, dan live streaming. Peserta DIVA UMKM yang awalnya tidak familiar dengan dunia digital, lambat laun mulai menguasai teknologi yang digunakan sebagai sarana memperluas usaha mereka.

Pak Sartono menjelaskan bahwa teknologi sekarang merupakan kebutuhan, dan karena itu dengan adanya program ini para DIVA yang awalnya hanya menggunakan smartphone untuk komunikasi berubah menjadi memanfaatkannya sebagai sarana pengembangan bisnis yang sekaligus meningkatkan kapsitas mereka. “Sekarang disela-sela kegiatan mereka buka canva belajar bikin logo, bagi saya itu pencapaian yang luar biasa karena HP bukan lagi cuma dipakai untuk komunikasi tapi dipakai sebagai penunjang bisnis” ujar Pak Sartono saat diwawancarai pada Rabu (30/7/2025).

Kedepannya REDIFKRA berencana untuk tetap melanjutkan pertemuan secara mandiri meskipun tidak ada pendanaan dari JalaLentera dan KotaKita. REDIFKRA dan para DIVA sepakat bahwa pertemuan secara rutin akan diadakan untuk mengulang kembali modul pembelajaran yang telah dibuat oleh JalaLentera. Harapannya dengan dilakukan pertemuan rutin para DIVA dapat mengoptimalkan ketrampilan serta karya yang telah mereka buat. Pak Sartono juga berharap para DIVA memiliki portal pribadi untuk mempromosikan produk mereka secara mandiri, tujuannya agar para DIVA mendapatkan konsumen loyalitas yang membeli produk mereka bukan karena belas kasihan melainkan menghargai dan menyukai produk mereka.


JalaLentera – Pertemuan DIVA UMKM REDIFKRA di Mojogedang, Karanganyar. Rabu, (23/7/2025)

Info :

Instagram : @kddgentunganmandiri

Sumber ;

Janati, Z. I., & Nurhasan, N. (2024, June). Evaluasi Toilet Disabilitas pada SLB N Karanganyar Fokus pada Pengguna Kursi Roda. In Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur (pp. 12-22).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *